Senin, 16 Januari 2012

ayah ibu, SAYANG KALIAN

    Dirumah megah bilangan sebuah kota besar hanya ada dua orang yang selalu melintas mondar mandir dengan jadwalnya. Sang pembantu dirumah dan seorang anak kecil yang selalu riang bernyanyi dan bermain. Dia kurang begitu fasih jika harus menafsirkan tentang siapa dan bagaimana ayah ibunya. Dia selalu murung dalam keluguannya. Wajar saja, karna dia sangat jarang bertemu dengan ayah ibunya yang selalu pulang larut malam dan hilang sebelum fajar membangunkannya. Namun meskipun demikian, dia selalu mengucap “selamat malam ayah, selamat malam ibu” sebelum matanya tertutup rapat dengan harapan yang sama, bermain dengan sang ayah.
    Suatu hari seperti biasa bibi dengan cekatan mempersiapkan makan siang untuk gadis. Sementara gadis tersebut dengan lincahnya mengitari rumah, bermain dan menari lentik bersama boneka kucingnya. Selasar demi selasar ditelusuri dengan kaki lentiknya. Tiba-tiba dia terhenti dengan cekat tepat didepan pintu bagasi rumah. Matanya tajam menatap sebatang paku bening yang hampir saja menusuk kaki baletnya. Namun tatapannya semakin aneh, ketika dia mulai menatap tak henti pada paku tersebut, dengan lugunya dia mengambil paku tersebut. Lantas dia langsung mencoba mengukirkan ujung paku dikeramik rumah tersebut, berharap ada nama yang indah dlantai itu. Namun itu tak berhasil, karna tulisan yang terukir tak begitu jelas. Lantas dia berdiri dan sekejap dia menemukan dinding hitam yang mengkilap. Diapun mencoba menuliskan rangkaian indah yang telah dipelajarinya. Merasa tak puas karna tulisan itu telah menghabiskan luas dinding itu, sang anak pun berlari hingga mendapati papan putih. Lagi lagi sang anak menancapkan paku tersebut dan menggoreskannya dengan keras hingga terdengar suara decitan yang. Karna dia pikir dengan begitu hasilnya pasti akan lebih jelas. Dia merasa bangga dengan karyanya, dan berharap ayah dan ibu akan memujinya besok.
    Setiba malam harinya, ayah dan ibu pulang lebih awal. Mereka begitu semangat!. Dan setibanya dirumah setelah beranjak dari mobilnya, tepat didepan garasi sang ayah tertegun dengan spontannya ketika melihat mobil barunya yang dibeli kemaren hari penuh dengan goresan goresan aneh hingga membuatnya meradang dan berteriak marah memecahkan kesunyian suasana perumahan. Ibu yang kebingungan berlari kedalam rumah berharap bibi tau apa yang terjadi. Dan ketika ibu bertemu bibi, bukan bibi yang dia lihat melainkan kulkas mewahnya yang terlihat penuh goresan goresan tajam. Ibu lantas berteriak dengan pekikan tinggi layaknya wanita sedang histeris. Ibu memarahi bibi habis-habisan dibantu sang ayah.
    Dikamar yang penuh boneka, ternyata sang gadis terbangun dari mimpinya karna teriakan ibu. Anak itu tau bahwa itu adalah suara ibunya. Lantas dia keluar dengan senangnya, merasa siap akan pujian dari sang ayah dan ibu.
    “ma... Itu lihat, bagus kan ma???” Kata sang anak dengan centil.
    Ayah dan ibu nampak tertegun sejenak,
    “Oh...jadi itu gara-gara kamu???” jawab sang ayah.
    Tak berselang detik wajah sang anak mengerut dan kecut melihat ayahnya yang tiba-tiba membentak.
    Semalaman itu pun dilewatkan dengan tangis isak sang anak. Sedu sedan tangis yang seolah tertahan-tahan, karna ayahnya juga menyuruhnya berhenti menangis. Tapi nyatanya itulah yang membuatnya nyaman setelah mendapat pukulan-pukulan keras ditangannya dari sang ayah.
    Seminggu berlalu, sang gadis tak lagi terlihat. Dia terus menelan waktu-waktunya berbaring dengan lemas. Anak itu sakit sejak kejadian itu. Dan siang harinya ayah dan ibu pulang lebih awal untuk membawa sang anak ke Rumah Sakit. Sesampainya di Rumah Sakit, dokter meminta sang anak untuk dirawat intensif di Rumah Sakit.
    Tiga minggu berlalu. Sang ayah bertanya pada dokter,
    “Bagaimana anak saya ini dok?”
    “Pak, kami sudah berusaha. Namun tangan anak bapak justru semakin memburuk. Hanya ada satu jalan untuk menghentikannya.
    “Apa itu pak??Lakukan saja, saya punya uang banyak kok!”
    Tiga hari kemudian anak itu pun tersadar setelah dokter membiusnya dua hari yang lalu. Anak itu termenung. Dia terlihat murung dibalik wajah lugunya.
    “Ayah...ampuni aku. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Ayah...” Kata anak itu.
    Sang ayah dan ibu pun hanya bisa menangis dan terisak berat setelah sadar bahwa itulah jalan terbaik untuk anaknya.
    “Ayah...ampun ayah. Ayah sudah menghukumku kemarin. Ayah telah memukul tanganku. Tapi ku mohon, kembalikan tanganku ayah...Jangan ambil tanganku”
    Sang ayah semakin tersudut. Lantas dia pun pulang kerumah dengan penuh rasa bersalah.
    Sesampainya dirumah ayah hanya bisa berjalan lemas dan terduduk tepat didepan pintu mobilnya yang baru dan penuh goresan. Dia termenung dalam penyesalannya. Dan tiba-tiba diapun tersentak kaget. Dia menatap penuh pada mobil itu. Bukan...bukan pada mobil, melainkan pada goresan pecah dari seorang anak kecil yang nampaknya terlihat seperti tulisan. Ya, itu tulisan...dan ayah hanya mencoba membacanya dalam hati. Dimobil itu tertulis.
    “AYAH, IBU AKU SAYANG KALIAN”
    “SAYANG KALIAN :)”

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More