Sabtu, 23 April 2011

OTITIS MEDIA KRONIK

OTITIS MEDIA KRONIK


Batasan
Otitis media kronik adalah keradangan kronik yang mengenai mukosa dan struktur tulang di dalam kavum timpani.

I. ETIOLOGI
Positif gram : S. Pyogenes, S. Albus
Negatif Gram : Proteus spp, Psedomonas spp, E. Coli.
Kuman anaerob : Alergi, diabetes melitus, TBC paru.

II. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
- Otorea terus menerus / kumat – kumatan lebih dari 6 – 8 minggu
- Pendengaran menurun (Tuli).
2. Pemeriksaan
a) Tipe tubotimpanal (Hipertrofi, benigna).(382.1).
a) Perforasi sentral
b) Mukosa menebal
c) Audiogram: Tuli konduktif dengan “air bone gab” sebesar kl 30 dB
d) X – foto mastoid : Sklerotik
b) Tipe degeneratif (382.1).
a) Perforasi sentral besar
b) Granulasi atau polip pada mukosa kavum timpani
c) Audiogram : tuli konduktif / campuran dengan penurunan 50 – 60 dB
d) X-foto mastoid : sklerotik
c) Tipe metaplastik (atikoantral, maligna). (385.3)
a) Perforasi  atik atau marginal
b) Terdapat kolesteatom
c) Desttruksi tulang pada margotimpani
d) Audiogram : tuli konduktif / campuran dengan penurunan 60 dB atau lebih.
e) X- foto mastoid : sklerotik/rongga.
d) Tipe campuran (degeneratif, metaplastik). (385.3)
a) Perforasi marginal besar atau total
b) Granulasi dan kolesteatom
c) Audiogram : tuli konuktif / campuran dengan penurunan 60 dB atau lebih
d) X- foto mastoid : sklerotik / rongga.
3. Pemeriksaan tambahan : Pembuatan audiogram dan X- foto mastoid (seperti diatas).

III. PENYULITAN
1. Abses retro airkula (383.0)
2. Paresis atau paralisis syaraf fasialis (351)
3. Komplikasi intrakranial :
- Meningitis
- Abses ekstradural
- Abses otak

IV. TERAPI
1. Tipe tubetimpanal stadium aktif:
- Anti biotik : Ampisilin / Amoksilin, (3-4 X 500 mg oral) atau klidomisin (3 X 150 – 300 mg oral) Per hari selama 5 –7 hari
- Pengobatan sumber infeksi di rongga hidung dan sekitarnya
- Perawatan lokal dengan perhidoral 3% dan tetes telinga (Klora menikol 1- 2%)
- Pengobatan alergi bila ada latar belakang alergi
Pada stadium tenang (kering) di lakukan miringoplastik. ICOPIM (5. 194).
2. Tipe degeneratif :
- Atikoantrotomi (5.203)
- Timpanoplastik (5.195)
3. Tipe meta plastik / campuran
- Mastoidektomi radikal (5.203)
- Mastoidektomi radikal dan rekonstruksi.
Untuk OMK dengan penyulit :
V. ABSES RETROAURIKULER
1. Insisi abses
2. Antibiotik : Penisilin Prokain 2 X 0,6-1,2 juta IU i.m / hari dan metronidazol  X 250 – 500mg oral / sup / hari.
3. Mastoid dektomi radikal urgen
VI. PARESIS ATAU PARALISIS SYARAF FASIALIS
1. Menentukan lokasi lesi :
- Dengan test Scrimer  supra atau infra  ganglion
- Refleks stapedeus : positif  lesi di bawah  N. Stapedeus
      Negatif :    lesi di atasnya

- Tes pengecapan  pada lidah :
Positif :     lesi di bawah korda timpani
Negatif :    lesi di atasnya
2. Mastoidektomi urgen dan dekompresi saraf fasialis
3. Rehabilitasi.
VII. LABIRINGITIS
1. Tes fistel
2. Mastoidektomi urgen
VIII. MENINGITIS
1. Perawatan bersama dengan bagian syaraf
2. Antibiotik:
- ampicilin 6 x 2-3 g/ hari i.v di tambah
- Kloranfenikol 4 x 1 G atau seftriakson 1 –2 g / hari i.v
3. Bila meningitis sudah tenang segera di lakukan mastoidektomi radikal.
IX. ABSESE EKSTRADURAL
1. Antibiotik  : Ampisilin 4-6 X2-3 G/hari i.v
2. ditambah metronodazol 3 X 500mg Sup / hari.
3. Perawatan bersama dengan bagian bedah syaraf
4. Drainase abses oleh bagian bedah syaraf
5. Bila suadh tenang dilakukan matoiddektomi radikal

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
a. Pengumpulan data
1. Riwayat
a). Identitas Pasien
b). Riwayat adanya kelainan nyeri
c).  Riwayat infeksi saluran nafas atas yang berulang
d). Riwayat alergi
e). OMA berkurang
2. Pengkajian Fisik
a) Nyeri telinga
b) Perasaan penuh dan penurunan pendengaran
c) Suhu Meningkat
d) Malaise
e) Nausea Vomiting
f) Vertigo
g) Ortore
h) Pemeriksaan dengan otoskop tentang stadium
3. Pengkajian Psikososial
a) Nyeri otore  berpengaruh pada interaksi
b) Aktifitas terbatas
c) Takut menghadapi tindakan pembedahan
4. Pemeriksaan Laboratorium
5. pemeriksaan Diagnostik
a) Tes Audiometri : AC menurun
b) X ray : terhadap kondisi patologi
Misal : Cholesteatoma, kekaburan mastoid
6. Pemeriksaan pendengaran
a) Tes suara bisikan
b) Tes garputala

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri sehubungan dengan proses peradangan
2. Gangguan sensori / presepsi sehubungan dengan  kerusakan pada telinga tengah
3. Intoleransi aktifitas sehubungan dengan nyeri
4. Ansietas sehubungan  dengan kurangnya pengetahuan mengenai pengobatan  dan pencegahan kekambuhan
5. Isolasi sosial sehubungan dengan nyeri, otore menurun ingaran
6. Resiko tinggi trauma sehubungan dengan gangguan presepsi pendengaran
7. kurangnya pengetahuan mengenai pengobatan  dan pencegahan kekambuhan

INTERVENSI KEPERAWATAN
MEMBERIKAN RASA NYAMAN
1. Mengurangi rasa nyreri
Beri aspirin/analgesik sesuai instruki
Kompres dingin di sekitar area telinga
Atur posisi
Beri sedatif sesuai indikasi
MENCEGAH PENYEBARAN INFEKSI
Ganti balutan tiap hari  sesuai keadaan
Observasi tanda – tanda infeksi lokal
Ajarkan klien tentang pengobatan
Amati penyebaran infeksi pada otak :
To, menggigil, kaku kuduk.
MONITOR GANGGUAN SESORI
Catat status pendengaran
Ingatkan klien bahwa vertigo dan nausea dapat terjadi setelah radikal mastoidectomi karena gangguan telinga dalam. Berikan tindakan pengamanan.
Perhatikan droping wajah unilateral atau mati rasa karena perlukaan (injuri) saraf wajah.
H.E
Ajarkan klien mengganti balutan dan menggunakan antibiotik secara kontinu sesuai aturan
Beritahu komplikasi yang mungkin terjadi dan bagaimana melaporkannya
Tekankan hal – hal yang penting yang perlu di follow up,evaluasi pendengaran
TERAPI MEDIK
Antibiotik dan tetes telinga : Steroid
Pengeluaran debris dan drainase pus untuk melindungi jaringan dari kerusakan : miringotomy
INTERFENSI BEDAH
Indikasi jika terdapat chaolesteatoma
Indikasi jika terjadi nyeri, vertigo,paralise wajah, kaku kuduk, (gejala awal meningitis atau obses otak)
Tipe prosedur
Simpel mastoid decstomi
Radical mastoiddectomi
Posteronterior mastoiddectomi


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More